Sistem kepercayaan yang pertamakali muncul pada orang Batak Toba adalah sitolu sada (tiga dalam satu) sebagai konsepsi ketuhanan dan kosmos dalam Parmalim, aliran kepercayaan tradisional Batak Toba (Bonus Matra, 1994). Dalam konsepsi tentang kosmos dikenal dengan istilah “banua na tolu” atau alam yang tiga”, yaitu banua ginjang
Kemudian Batak sebanyak 32,03%. Suku Batak dalam Sensus 2010 di Kisaran sebagian besar adalah Batak Angkola, Toba, Mandailing, dan sebagian Karo dan Pakpak. Penduduk dari suku Melayu sebanyak 4,88%, kemudian Minangkabau sebanyak 4,47%, Banjar sebanyak 1,29%, Aceh sebanyak 0,56%.
dalam bahasa Batak yang berkenaan dengan . ulos . dan adat perkawinan Batak Toba. Juga tentang makna simbol . sinamot (mahar) dan pemberian . ulos (mangulosi). R. H. P. Sitompul. 10. menjelaskan . ulos Batak Toba. untuk tujuan praktis sebagai pakaian sehari-hari bagi masyarakat Batak Tapanuli di masa lampau sebelum mengenal tekstil. Ditulis oleh Historia, pada aksen Batak, lepau lebih sering diucapkan dengan kata lapo. Tradisi lapo kemudian muncul dari konsep pemukiman Batak tradisional (huta) yang merupakan budaya Tanah Batak, sekitaran Danau Toba, Tapanuli Utara. Lapo memang sama dengan warung makan lainnya yang menyediakan makanan khas Batak. sS4NUTq.